Pendahuluan
Fotografi sebenarnya berasal dari bahasa latin fotos dan grafos. Fotos berarti cahaya atau sinar, sedangkan grofos berarti melukis atau menggambar. Secara harfiah fotografi kemudian dapat diartikan sebagai melukiskan obyek nyata kedalam lapisan emulsi (film) lewat perantara cahaya.
Dengan demikian fotografi bekerja berdasar adanya cahaya. Atau dengan kata lain kita tidak mungkin dapat memotret jika tidak terdapat cahaya sama sekali. Adanya penekanan dengan kata sama sekali berarti kita masih dapat memotret suatu obyek jika obyek tersebut terkena/dikenai sinar atau ruang dimana obyek tersebut berada terdapat sinar walaupun sangat kecil (dalam kapasitas tertentu) misalnya, dalam gua bawah tanah dengan hanya memakai senter.
Kamera
Alat untuk merekam obyek nyata ke lapisan emulsi (film) adalah kamera. Perkembangan teknologi menyebabkan semakin banyak pula jenis kamera yang dibuat manusia. Namun secara kelompok besar dapat dibagi dalam kategori berdasarkan sistim bidiknya (ini yang paling lazim dipakai oleh pecinta geografi):
1. Kamera View Finder
Kamera ini bentuknya besar dan biasanya hanya diapakai dalam studio. Dengan jenis film negatif tersendiri pula, biasanya disebut filmpack
2. Kamera Range Finder
Kamera jenis ini, jendela pembidik terpisah dengan lensa, kelemahannya adalah hasil paralak jika pemotretan untuk jarak dekat (yaitu hasil jepretan tidak sma dengan bidikan ketika memotret). Kelemahan lain adalah jika kita lalai sering terjadi pemotret lupa membuka tutup lensanya
3. Kamera Reflex
Disebut demikian karena obyek yang tertangkap dalam jendela bidik didapat dari hasil refleksi/bayangan obyek yang masuk dari lensa dan diteruskan oleh cermin atau prisma putar.
Kamera jenis ini terdapat dua macam yaitu
a. Single Lens Reflex (SLR) atau Refleks Lensa Tunggal, yaitu kamera refleks dengan satu lensa. Jadi bayangan yang masuk sampai ke jendela bidik melaui lensa yang sama dengan bayangan yang akan sampai ke film
b. Twin Lens Reflex (TLR) atau Refleks Lensa Ganda, yaitu kamera dengan dua lensa, bayangan yang sampai ke pembidik tidak melalui lensa yang sama dengan jalan bayangan yang menuju ke film.
Bagian terpenting dari sebuah kamera adalah
1. Lensa, yaitu susunan beberapa kaca optis yang diberi selaput logam tipis (coating)
2. Diafragma, biasanya terdapat di belakang optik paling muka. Alat ini mempunyai fungsi sebagai :
a. Untuk menentukan kapasitas cahaya yang masuk
b. Untuk memotong cahaya yang masuk dari tepi lensa
c. Untuk menentukan ruang tajam
3. Shutter/Rana/Layar, yaitu alat yang dapat membuka dan menutup membatasi antara lensa dan film, funsi utama alat adalah sebagai pintu gerbang bagi cahaya yang masuk melalui lensa menuju ke film.
Ada dua jenis shutter ini, yaitu yang berada dalam lensa (sekarang sudah jarang) dan biasa disebut sebagai leaf – shutter, karena berbentuk seperti daun atau seperti diafragma. Dan yang berada dalam badan kamera atau sering disebut sebagai rana celah atau Focal Plane Shutter.
Sementara itu, shutter yang berada dalam badan kamera (Focal Plane Shutter) juga terdapat dua macam, yaitu yang terbuat dari lempengan logam (bergerak secara vertikal) dan yang terbuat dari kain flanel hitam (bergerak horisontal)
4. Speed shutter, yaitu alat yang mengatur lamanya shutter terbuka, satuan yang dipakai adalah sekond atau detik
5. Light meter, adalah untuk mengukur tepat tidaknya cahaya yang masuk.
Ruang Tajam
Kalau kita perhatikan dalam setiap foto, tingkat ketajaman berbeda-beda ada yang tajam seluruhnya tetapi ada pula yang cuma tajam sebagian dimana obyek tajam sementara lainnya kabur. Hal itu tidak sekedar terjadi tanpa sengaja, melainkan dapat diperhitungkan sejak awal ketika kita melakukan pemotretan. Sebab dalam fotografi dikenal adanya teori depth of field atau dof, yaitu teori tentangan ruang tajam.
Ada tiga hal yang dapat diperhitungkan sehubungan dengan ruang tajam ini, yaitu :
1. Diafragma
Makin besar bukaan diafragma (ditunjukkan dengan angka penunjuk yang semakin kecil) maka akan semakin kecil/sempit ruang tajam. Demikian pula sebaliknya
2. Lens Focal Lens
Biasanya ditunjukkan dengan satuan mm. Makin besar LFL-nya maka makin sempit ruang tajamnya
3. Range Finder atau Jarak
Semakin jauh jarak antara obyek dengan lensa kamera maka semakin besar ruang tajamnya demikian pula sebaliknya
Jenis Lensa
Untuk kamera jenis Single Lens Reflection (SLR), memiliki beberapa jenis keunggulan salah satunya adalah dapat menggunakan beberapa jenis lensa, sesuai dengan kebutuhannya.
Ada beberapa jenis lensa untuk kamera LSR ini
1. Lensa Wide Angle
Lensa ini memiliki sudut bidik yang lebar, biasanya ditunjukkan angka LFL yang kecil yaitu 18 mm, 28 mm, atau 35 mm. Sifat utama lensa ini adalah memperluas cakrawala pandang. Akibatnya terjadi beberapa hal
a. Tarikan sudut pandang yang lebih lebar dari pandangan mata normal
b. Garis cakrawala menjahui pandangan pembidik
c. Obyek yang terlalu dekat akan menjadi lebih lebar, sering melengkung daripada aslinya
d. Ruang tajam lebih lebar
Kegunaan : untuk pemotretan dalam ruang kecil tetapi butuh merekam banyak hal atau untuk memotret landscape.
2. Lensa Normal
Lensa yang biasanya terbawa ketika kita membeli kamera. Angka LFLnya berkisar antara 48 – 55 mm, yaitu seperti pandangan normal manusia.
Kegunaan : untuk pemotretan yang tidak butuh variasi perspektif pandangan
3. Lensa Tele
Lensa dengan LFL yang besar mulai dari 70 – 2000 mm atau bahkan lebih besar lagi.
Kegunaan : untuk memotret obyek yang jauh dari tempat pemotret berada. Tele pendek sangat bagus untuk memotret close up.
Selain itu ada beberapa lensa jenis vario, yaitu
1. Lensa Zoom, adalah lensa dengan beberapa sudut pandang/bidik, biasanya terletak pada batasan dua harga LFL tertentu
2. Fish Eye, adalah lensa dengan sudut bidik yang sangat lebar sehingga dapat mencapai lebar cakrawala 180º. Disebut fish eye karena hasil pemotretan biasanya membulat ditengah
3. Macro, yaitu lensa untuk memotret benda kecil dan sangat dekat sekali, biasa digunakan untuk melakukan reproduksi foto.
4. Micro, lensa untuk memotret jasad renik
5. Coventer, yaitu lensa untuk mendekatkan garis cakrawala dengan ukuran tertentu, biasanya menjadi dua kali dari LFL asli lensa.
Lampu Kilat dan Sinkron Kilat
Dalam pemotretan di ruang gelap kadang kita butuh adanya pencahayaan tambahan, umumnya yang digunakan adalah blitz atau lampu kilat. Lampu kilat memiliki kekuatan masing-masing yang bisa disebut Guide Number (GN). Makin besar GN berarti makin besar kekuatannya, rumus menghitung GN :
GN
P = –––––
L
Ket : P = pembukaan difragma
GN = Guide Number
L = Jarak obyek dengan kamera
Selain itu ada hal yang harus diperhatikan jika kita menggunakan lampu kilat adalah sinkron kilat, yaitu batas kecepatan antara kecepatan membukanya shutter dengan kilatan lampu. Jika keliru memakai kecepatan misalnya kecepatan yang lebih tinggi dari ambang yang diperkenankan, sering didapat hasil yang tidak diinginkan seperti foto menjadi hitam sebagian atau seluruhnya.
Komposisi
Sebuah foto, jika disepekati sebagai suatu hasil seni maka cukup layak jika memperhatikan unsur komposisi dari obyek-obyek yang hendak kita rekam ke film. Selama ini dikenal dua teori komposisi global, yaitu
· Dua garis imajiner, biasanya untuk foto yang horisontal
· Diagonal ABC, biasanya untuk foto yang vertikal
Untuk pemotretan landscape selain memperhatikan komposisi, juga memperhatikan perletakan garis cakrawala, biasanya seolah-olah kita akan membagi ruang dalam jendela bidik menjadi tiga. Garis cakrawala bias kita letakkan di garis sepertiga atas atau bisa juga yang bawah tergantung bagaimana obyek yang hendak kita rekam.
Film
Ada beberapa jenis fim, menurut jenis perekamannya dibedakan dua yaitu :
1. Film positif, yaitu film yang merekam warna sesuai warna aslinya atau sering disebut sebagai sihle.
2. Film negatif, yaitu film yang mengalami proses pembalikan dulu untuk merekam hasil yang sesuai aslinya, Menurut dasar pewarnaan terbagi atas dua yaitu
a. Film berwarna
b. Film monochrome atau film hitam putih
Filter
Filter adalah alat yang dipasang pada muka lensa dan memiliki mamfaat sebagai pengoreksi hasil perekaman cahaya atau dapat pula sebagai pemberi efek khusus. Sebagai pengoreksi cahaya terdapat filter UV, skylight, atau polarixer. Sedangkan sebagai pemberi efsk khusus semacam filter berwarna, filter cross, filter 8 star, atau filter multi image.
Akhirnya diatas segala macam teori fotografi, adalah fotografi sebagai kegiatan yang membutuhkan keterampilan, yang artinya ia butuh diasah terus menerus, dan bisa dilakukan secara terus menerus berlatih memotret.
0 comments:
Post a Comment