Berwana wisata di Kabupaten Kediri memang menarik untuk dikunjungi. Setelah beberapa bulan lalu berwisata dibagian barat yaitu Gunung Wilis yang disitu terdapat Air Terjun Irrenggolo dan Air Terjun Dholo serta dibagian timur yaitu Gunung Kelud, maka hari ini aku mencoba mengayuh sepedaku ke arah utara kabupaten Kediri yaitu di Monumen Simpang Lima Gumul, Arca Totok Kerot, dan Petilasan Sri Aji Jayabaya.
Waktu penunjukkan pukul 15.00 WIB, aku bersiap mengayuh sepeda bututku kearah utara sambil mendengarkan Lagu Daerah Aceh dan Lombok. Sepeda aku kayuh dengan santainya. Setelah 15 menit mengayuh, sampailah aku di Monumen Simpang Liman Gumung atau lebih dikenal dg SLG. Sepeda aku parkir dan aku masuk kelorong bawah tanah umtuk bisa masuk dan menikmati megahnya monument ini. Monument yg dibangun pada masa kepemimpinan Bupati Sutrisno (2000 – 2010) ini menjadi ikon terbaru kabupaten Kediri sejak diresmikan setahun yg malu. Monumen ini adalah replika Monumen Arc De Triomphe yg terdapat di Paris, Perancis. Monument ini sangat ramai dikunjungi pada akhir pekan dan menjadi salah satu tempat favorit untuk ngabuburit.
Barsama teman - teman KSR ITN Malang |
Tretan Medure, Ghubatras |
Setelah puas menikmati indahnya SLG, sepeda aku kayuh lagi kearah utara sekitar satu kilometer. Disini aku menikmati sebuah arca peninggalan Kerajaan Kadiri yaitu Arca Totok Kerok. Menurut cerita, arca ini dibuat untuk mengenang cintanya Sri Aji Jayabaya, Raja Kediri yg di tolak oleh Dewi Sekartaji. Arca yg terlatak di tengah area persawahan ini, pertama kali ditemukan oleh petani yg sedang menggarap sawahnya pada tahun 1980an. Dia langsung melaporkan temuan tersebut keperangkat desa setempat lalu langsung ditindak lanjuti untuk mengadakan pengalian. Disini juga terdapat sebuah cerita masyarakat bahwa setiap malam jum’at kliwon ada sesosok perempuan cantik yg keluar dari arca tersebut dan baunya harus sekali. Siapun yg meliat dia, keesokan harinya akan mendapatkan rejeki yg melimpah. Arca ini sempat dipindahkan ke Alun – Alun Kota Kediri pada tahun 1997 dan memakan waktu selama tujuh hari. Padahal jika ditempuh menggunakan motor dari Arca Totok Kerot menuju Alun – Alun Kota Kediri hanya memakan waktu 30 menit. Akan tetapi arca itu kembali ketempat semula hanya dg waktu semalam saja.
Bersama sebagian Keluarga M.P.A Besar Reklsa Buana |
Setelah asyik melihat dan berfhoto di Arca Totok Kerot, sepeda aku akyuh lagi kearah utara dan memakan waktu sepuluh menit. Disini aku beristirahat di Petilasan Sri Aji Jayabaya. Sri Aji Jayabaya adalah Raja Kediri yg sangat terkenal seantero jagat (pada masa itu). Tempat ini sangat dikeramatkan oleh masyarakat sekitar jadi tak heran jika ditempat ini banyak dijumpai sesaji dan dupa. Tak banyak informasi yg aku gali ditempat ini karena Adzan Maghrib telah berkumandang dan saatnya aku untuk pulang.
Berwisata dg mengenang sisa – sisa kerajaan sangatlah merefresh otak ini yg setelah lama tidak menginjakkan kaki di Kota Tahu ini. Sekian ceritaku hari ini dan bersambung dikemudian hari . . . Insya Allah
0 comments:
Post a Comment